Senin, 25 Januari 2016

SURAT DARI PRAHA DAN BATIK TRUSMI


Hii sobat KOPI... Di  tengah cuaca hujan dan dingin tentunya, agar menjadi hangat saya mau bercerita tentang film bagus yang diproduksi oleh  Visinema Pictures bekerja sama dengan Tinggikan Production dan 13 Entertainment  film bergenre romantis terbaru, "Surat dari Praha" yang baru saja gala priemer, Senin  tanggal 25 Januari 2016.

Sebuah warisan kotak antik menjadi media bagi Larasati (Julie Estelle) utk terbang ke Praha/Prague_ ibukota Rep. Czeko) menemui seorang lelaki tua bernama  Mahdi Jayasri ( Tio Pakusadewo). Maksud Larasati ke Praha, sederhana yaitu untuk menyerahkan kotak dan secarik surat kepada pak Jaya yang kemudian diketahui adalah mantan kekasih ibu Larasati. Rupanya Jaya tak mau menerima kotak yang diketahui adalah surat- suratnya sendiri. Namun Larasati tak putus asa walau di sana ia diperlakukan kaku oleh Jaya, belum lagi nasib naas ketika tas dan isinya dirampok oleh supir taxi. Ada alasan mengapa begitu kaku dan sensitifnya pak Jaya terhadap kedatangan gadis cantik puteri Sulastri (Widyawati)  yang sangat dicintainya. Rupanya keuletan Larasati berbuah juga, pak Jaya yang hidup dalam pengasingan karena situasi politik masa lalu akhirnya menceritakan kisah hidup dan cintanya yang begitu menyayat hati sehingga sampai setua itu belum berumah tangga, walau ada seorang gadis asli  Praha yang bersedia  menjadi istrinya. Jaya menuangkan perasaan hatinya lewat lagu- lagu yang ia ciptakan buat sang kekasih Sulastri, yang kini sudah tiada. Lagu "Sabda Rindu", "Nyali Terakhir", "Untuk Sebuah Nama", dan "Menanti Arah" (ciptaan Glenn Fredly) sangat mewakili perasaan seorang 'pejuang politik' yang berlatar belakang sarjana nuklir.

Kisah drama romantis ini cukup membuat jatuh air mata haru, karena sebuah perjalanan hidup amatlah sulit ditebak. Akhirnya Larasati dan Jaya  berketetapan untuk mengikuti wasiat Sulastri yang notabene sangat menginginkan puterinya bisa mewakili dirinya 'bertemu' dengan pujaan hati Mahdi Jayasri.

Itulah sekelumit kisah dalam film yang  disutradarai oleh Angga Dwimas Sasongko. Dan naskah ditulis oleh M Irfan Ramli, serta produser Anggia Kharisma, Glenn Fredly.

Sobat KOPI, film ini akan tayang perdana tanggal 28 Januari 2016. Ada banyak pesan dalam film berdurasi 90 menit, ini salah satunya  "Keyakinan memang harus mahal, semakin mahal semakin bagus."

 Inilah pelantun lagu history  "Diwajahmu Kulihat Bulan "


Yang tak kalah  menarik dari kisah film ini adalah sosok pria sepuh bernama Soejono dan dua  temannya yang bernasib sama seperti Mahdi Jayasri, dalam film tersebut "Three Masketir" (ke tiga nya hidup dalam keketiran hikz...😭) ikut hadir sebagai supporting actor dan menyanyikan 2 lagu kenangan yaitu "Diwajahmu Kulihat Bulan" dan "Larilah Kudaku"

Setelah menyaksikan film, saya sempat ngobrol dengan pakar dan pengamat musik  Bens Leo, sambil minum kopi yang sudah disediakan sponsor.

"Luar biasa itu Glenn (Glenn Fredly), lagu- lagunya bisa mewakili isi cerita dan musiknya sangat apik sesuai dgn tempo masa lalu juga  lokasi, di mana Praha adalah kota yang masih  banyak terdapat tempat bernuansa kuno dan bersejarah. Addie MS ( musisi top) sering ke sini, saya juga pernah ke Praha " selorohnya sambil menunggu konferensi pers, di cafe milik artis Maia Estianti.

Ngopi dulu nii sobat sambil narsis..hehee..😀


Segini dulu yaa sobat KOPI, hujan rintik di ibukota membuat saya terburu- buru menuju Sarinah department store, tempat kantor Kabarindo (salah satu tempat pertemuan KOPI), ada kiriman kain Batik Trusmi dari kak Sally Geovanny.

Ooo yaa, insya Allah tanggal 28 Januari 2016. KOPI akan datang berkunjung ke Sarinah Department Store untuk memenuhi undangan Dirut PT Sarinah. Tujuannya untuk mengetahui secara detail tentang Sarinah...

Sobat KOPI, sampai nanti yaa....
Di Sarinah... O Sarinah...  hehee...

Salam KOPI.

Saat prescon, Glenn Fredly beri semangat KOPI...

Corak Batik Trusmi... mantabs kan...?


Tidak ada komentar:

Posting Komentar