Rabu, 08 Juni 2016

Tulisan Terbaik Fesbuker Tentang Puasa....



Bulan Ramadhan adalah bulan di mana umat Islam diperintahkan melakukan ibadah puasa, sesuai perintah Allah dalam surat Al Baqarah : 183. Hal ini disambut gembira oleh seluruh orang- orang beriman. Himbauan, ajakan dan manfaat serta dakwah tentang puasa menghiasi warna indah ibadah ini, tak terkecuali di dunia media sosial.

Salah satu yang menarik bagi saya adalah tulisan seorang fesbuker yang meng update status berjudul "BERPUASALAH, JANGAN BERPUAS-PUAS"

Sobat KOPI, yuuk kita simak bersama- sama isi dari status FB dari seorang teman di medsos fb saya.

"Saya sedang meyakini seyakin-yakinnya, bahwa puasa yang sesungguhnya bukan di bulan Ramadhan, melainkan pada 11 bulan di luar bulan Ramadhan, yakni mulai Syawal sampai Sya'ban. Lalu yang bulan Ramadhan itu puasa apa? Saya menyebutnya puasa simbol atau puasa simbolis. Sebuah lambang atau puasa konsep, puasa ritual, atau tepatnya sebagai bentuk filosofi puasa.

Implementasinya justru di luar Ramadhan. Artinya  "konsep puasa" selama Ramadhan harus teraktualisasikan dalam konteks kehidupan bermasyarakat sehari-hari di luar Ramadhan. Sekedar analogi, seorang mahasiswa yang sedang menimba ilmu di fakultas kedokteran belum bisa disebut dokter, Selama dia jadi mahasiswa, masih disebut "belajar ilmu kedokteran". Dia baru disebut dokter setelah mengantongi ijin praktek, memegang stetoskop, menulis resep, memegang pisau bedah dan segala atribut dan instrumen yang melegalkan bahwa dia patut disebut dokter.

Perhatikan baik-baik ilustrasi kisah berikut ini.

Seseorang datang menghadap Imam Ali Zainal Abidin as. Ia melaporkan bahwa dirinya baru saja pulang menunaikan ibadah haji. Lalu Imam Ali Zainal Abidin as berkata kepada orang tertsebut: "Aku ingin bertanya kepadamu satu hal saja dari rangkaian ibadah haji yang engkau kerjakan. Waktu haji engkau melempar jumrah, apakah dalam kehidupanmu sehari-hari engkau sudah melempar syetan-syetan yang ada pada dirimu"? Orang tersebut menjawab: "Belum". Imam Ali Zainal Abidin as menukas: "Kalau begitu engkau belum berhaji".

Fakta yang terjadi adalah, selama Ramadhan kita berpuasa (ritual), tetapi pasca Ramadhan kita siap-siap menghamburkan kepuasan-kepuasan tanpa kendali.

Jika kita ittiba' (loyalis) pada titah Imam Sajjad di atas, maka meski selepas bulan Ramadhan seyogyanyalah kita menggigit prinsip "BERPUASALAH, JANGAN BERPUAS-PUAS".

Demikian isi status fb yang cukup sederhana namun sangat menginspirasi, semoga bermanfaat terutama bagi diri saya.



Salam KOPI.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar