Senin, 09 Mei 2016

Rampung 3 Stasiun Megah, Kabar Baik Bagi Pengguna Jasa Kereta Api



Demi meningkatkan mutu pelayanan dan perluasan jalur elektrifikasi, Direktorat Jenderal Perkereta-apian Kementrian Perhubungan RI telah membuat 4 Stasiun baru dengan dana 113,7 Milyar. Ke 4 Stasiun baru itu adalah St. Palmerah, St. Kebayoran ( Jakarta) , St. Parung Panjang (Bogor, Jabar) dan St. Maja (kab. Lebak, Banten).

Tentu saja pembangunan stasiun baru ini akan mengubah wajah  Perkereta-apian yang selama ini terus berbenah dari mulai mengosongkan areal pedagang kaki- lima hingga pembayaran karcis kini melalui kartu multi trip. Tak berhenti sampai disitu harga karcis pun disesuaikan dengan jarak per stasiun/ tujuan. Perubahan besar- besaran ini dimulai sejak Ignasius Jonan masih menjabat sebagai Kepala Kereta Api Indonesia sampai kepada Hermanto Dwiatmoko, Direktur Jenderal Perkeretaapian yang bertanggung- jawab atas kemajuan dan peningkatan mutu dan layanan jasa transportasi.

Rencana ini akan terus dikembangkan dan jalur elektrifikasi terus diperbaharui sampai ujung wilayah Jabodetabek. Bahkan untuk Jurusan Tanah Abang- Merak, jalur elektrifikasi akan tembus sampai Rangkasbitung.

Luar biasa...!

Sobat KOPI, berita di atas yang saya baca dari siaran pers yang sudah dipublis oleh media, beberapa waktu lalu dan saya beruntung bisa ikut serta melihat ke 4 Stasiun baru (kecuali Stasiun Palmerah yang sudah diresmikan dan  beroperasi ) yang rencana peresmiannya tanggal 11 Mei 2016 oleh Ignasius Jonan, Menteri Perhubungan RI.

Sabtu Tanggal 7 Mei 2016, sekitar 30 blogger berkesempatan melihat bangunan megah yang sudah di uji coba beberapa hari yang lalu.
Didampingi oleh Joice Hutajulu, Kepala Humas Ditjen Perkeretaapian dan Stafnya, kami memulai rangkaian acara pengenalan dan seluk beluk stasiun baru dan perkeretaapian pada umumnya.


Dimulai dari St. Palmerah,berselfie ria dulu yaa biar hangat suasana... hehe...
Sambil sosialisasi ke medsos ,mention @perkeretaapian dan @taudariblogger dengan hastag #KaryaDJKA


Perlu 1 jam lebih untuk sampai ke Stasiun Maja, yang rata- rata berdinding kaca.
Stasiun ini berukuran tinggi 15,2 meter dengan luas lantai 2.570 meter/ persegi dan dapat menampung penumpang sebanyak  1.113 orang. Ada 2 peron tinggi seluas 2.400 meter/ persegi dan dapat menampung penumpang sebanyak 4.687 orang.
Waktu perlintasan antar kereta api  antara Maja- Tanah Abang se- jam/ sekali. Di dekat Stasiun Maja ada terdapat danau, lumayan bisa rileks sambil menunggu kereta berangkat ke Stasiun Parung Panjang.


Untuk Stasiun Parung Panjang tak banyak beda sama memerlukan daya listrik 3000 VA.
Ukuran memanjang ke utara dengan tinggi 14,6 meter dan lantai 2 seluas 756 meter/ persegi dengan panjang 21 meter dan lebar 36 meter, bisa menampung penumpang 1.476 orang. Mempunyai 3 peron tinggi yang menampung penumpang sebanyak 4.687 orang.
Di Stasiun Parung Panjang ini juga tempat peristirahatan kereta api.

Sedangkan Stasiun Kebayoran, memerlukan daya listrik 6.000 VA. Bangunan yang memanjang ke utara dengan tinggi 14,5 meter dan lantai 2 seluas 3.384 meter/ persegi dengan panjang 120 meter dan lebar 28,2 meter diharapkan menampung penumpang sebanyak 6.609 orang, ada 3 peron sepanjang 212 meter dan bisa menampung penumpang sebanyak 7.031 orang.
Pada dinding terlihat terbuka agar udara bisa masuk... maklum berada di tengah kepadatan gedung- gedung bertingkat dan jalan layang.

Mengasyikan bisa meliput dan menulis kepada sobat pembaca dan bagi penumpang jasa transportasi berbasis rel ini adalah hal menggembirakan.
Walau terlihat megah tarif tetap paling murah dibanding dengan jasa transportasi lain.
Untuk tarif Tanah Abang- Maja dikenai tarif Rp 8.000,. Tarif Tanah Abang- Parung Panjang Rp 5.000,. Tarif Tanah Abang- Kebayoran hanya Rp 2.000,.

Murah bukan...!

Belum lagi kenyamanan, keselamatan dan keamanan, kereta api berupaya seoptimal mungkin melayani kepuasan penumpang. Para petugas terutama Pengawal kereta api (Walka) ada di setiap pintu dan sudut yang siap membantu penumpang. Begitupun petugas kebersihan yang sigap dengan alat nya tak membiarkan lantai kotor dan ada sampah...
Memang itulah harapan kereta api agar masyarakat dapat menikmati perjalanan dengan nyaman dan bisa tidur zzz....

Luarr Biasaa...!

Yang pasti ini semua demi program Nawa Cita yaitu salah satunya adalah cita- cita untuk mewujudkan kemandirian di sektor ekonomi. Banyak lahan kereta api yang belum tergarap tapi dari bangunan Stasiun akan bisa dimaksimalkan oleh manajemen Perkeretaapian.

Di 3 Stasiun baru ini juga difasilitasi : Sterilisasi, Pemagaran Ornamen, Pembangunan Fasilitas Penumpang ( Lift, Ruang Menyusui, Ruang Kesehatan, Mushola dan Pengerjaan Mekanikal).

Mantabs....!

Saya perlu berterima kasih kepada Ditjen Perkeretaapian, khususnya bu Joice dan Staf yang telah memberi begitu banyak informasi tentang perkeretaapian.

Saya masih ingat ketika ka humas yang ramah berkata kepada kami, blogger TDB  " Ingat kalau gerbong itu untuk barang atw hewan, sedang kereta untuk manusia. Rangkaian dari kereta di sebut kereta api..."


"Juga rel dengan jalur beda, rel itu adalah besi panjang yang diikat di atas bantalan, sedang jalur adalah perlintasan kereta lewat..." katanya sambil tersenyum menunjuk pada rel dan jalur...

Namun ibu Joice juga tak menampik bahwa adanya komplain dari penumpang terkait pelayanan terutama hal keterlambatan... disebutkan bahwa hal itu karena sistem komputerisasi dan signal yang satu sama lain berkaitan. Tapi penumpang bisa minta Surat Pengaduan...

Tak terasa hari sore dan perjalanan liputan ini layaknya wisata saja.... Alhamdulillah.


Salam KOPI.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar