Kamis, 27 September 2018
Jelita di Taman Jelita
Foto di atas bercerita, kami baru sema-lam dari Malaysia, esoknya kami harus membagi tugas mengantar Retno ke-peristirahatan terakhir dengan iringan doa dan airmata.
Di lain hari sebagian kami mengunjungi kediaman Sondang dengan cinta kasih dan doa untuk kesembuhannya...
"Cinta itu seperti air, dengannya hidup segalanya. Seperti bumi, cinta bisa me-numbuhkan semuanya."
Kami, yang sudah lolita tetaplah jelita with sweet smile and so happy always dengan segala yang kami miliki dalam kebersamaan suka maupun duka.
Bila kelak kami lelah, kami tetap ingin bersama di tempat nan asri bernama
TamanJelita seperti alamat sekolahan
di mana kami masih se-kumpul-an ulat secara perlahan menjadi kepompong yang mengubah ulat menjadi kupu-kupu terbang kian kemari mengitari indahnya dunia yang ter-nyata tak ubahnya bagai taman bunga nan jelita.
Salam Jum'at Berkah dari JELITA.
Senin, 24 September 2018
Peringatan Asyura 2018 Digelar di Beberapa Kota.
Tahun ini acara Peringatan Asyura 2018 serentak dilaksanakan di beberapa kota besar seperti : Semarang, Bandung, Solo, Medan, Banjarmasin dan Jakarta yang ditunjuk sebagai Tempat Peringatan Asyura Nasional, tepatnya di Basket Hall Gelora Bung Karno. (20/9).
Hikmah Peringatan Asyura Nasional kali ini disampaikan oleh Ustadz Habib Muhsin Labib dengan tema : "Keadilan, Kemanusiaan dan Cinta Tanah Air"
Tentu saja selain kota - kota di atas kaum muslimin terutama Syi'ah di pelbagai kota dan pulau lain pun seperti Kalimantan dan Sulawesi memperingati peristiwa duka yang sangat mendalam bagi umat pencinta Ahlu Bait Nabi. Di Ternate, Maluku bahkan lebih solid yaitu diperingati bersama saudara Ahlu Sunnah dengan penceramah, Ustadz Habib Muhammad bin Alwi Bsa.
Terkirim pula informasi, Asyura diperingati juga di kota Bondowoso dan Wonosobo, Jawa Tengah.
Secara umum acara peringatan Syahadah Imam Al Husain as dan Syuhada Karbala terbilang lancar dan hikmat. Meskipun tentu ada saja yang berusaha mencoba membubarkan acara peringatan yang sudah ribuan tahun itu. Tak perlu disebutkan siapa yang membenci acara yang berkenaan dengan Keluarga Suci Nabi.
Syukur Alhamdulillah tahun ini umat muslim dapat mengadakan di mana tahun lalu acara nasional kosong.
Semoga di tahun berikutnya peringatan yang Allah sebutkan dalam Al Qur'an Surat As-Saffat : 107 sebagai Sembelihan Agung ini lebih meningkat baik dari kesiapan tehnis maupun keamanan yang lebih kondusif sehingga acara terselenggara dengan lebih khusu dan hikmad.
Salam Yaa Husain...
Salam Yaa Ali yabna Husain...
Salam Yaa Kerabat Husain...
Salam Yaa Sahabat Husain...
Jumat, 21 September 2018
Suro, Bila Tak Kutemukan Aku Menangis Sebagai Gantinya.
Bisa saja Tradisi Suro di sini adalah bukan menyentuh umat muslim utk mengenang Assyuro, yaitu peristiwa duka- cita yang menguras airmata Para Nabi, Para Malaikat, Pengikutnya dan Umat yang cinta pada azas Kemanusia-an.
Kita tau di Jawa kaya akan adat dan budaya yang berkaitan dengan ritual Hindu, ritual Kepercayaan setempat dan lain- lain.
Saya cukupkan sampai di sini, saya tak ingin jauh melangkah karena tujuan saya menulis adalah untuk menelusuri adat dan budaya yang berakar dari Ajaran Suci Islam yang saya yakini.
Saya teringat ucapan suci Imam Ali as, Amirul Mukminin "Aku mencari kenya-manan untuk diriku dan tak kutemu-kan sesuatu yang lebih nyaman dari meninggalkan sesuatu yang bukan urusanku".
Namun saya pun ingat "Setiap hari ada-lah Asyura dan setiap tempat adalah Karbala", di sini saya tetap menangis sebagai gantinya karena saya belum sepenuhnya memenuhi seruan jihad "Labbaika Yaa Husain... Labbaika Yaa Husain... Labbaika Yaa Husain...!
Salam Kopi Eddy.
Minggu, 16 September 2018
Pekik Labbaika Yaa Husain Meneguhkan Iman
Ada sekelompok orang mengaku umat Islam dengan jubah dan atribut agama berdemo dan berteriak penuh kebencian di depan sebuah gedung yang sedang memperingati acara bersifat keagamaan yaitu peringatan Asyura. Kelompok anti Asyura itu meminta acara tsb dibubarkan karena dipandang sesat dan berpotensi menyulut kemarahan umat Islam lainnya.
Aparat kepolisian sbg pihak keamanan meminta pihak penyelenggara acara utk menghentikan acara sakral yang tengah berlangsung hikmat. Meski harus dengan berdebat dan nyaris baku hantam namun acara tersebut tetap berlangsung sampai selesai.
Itulah kejadian beberapa tahun yang lalu dan selalu berulang-ulang di setiap acara syahadah Imam Al Husain as di Karbala, yang setelah itu tiada lagi acara Asyura secara umum dan terbuka diJakarta dan Sekitarnya.
Potret buram dari kehidupan beragama di Indonesia yang terkenal sangat telorasin itu, masih dirasakan bau terasi bagi kaum minoritas terutama Syi'ah Ali yang sudah kenyang didzolimi oleh kaum pembenci yang beringas laksana pasukan Kurawa terhadap Pandawa Lima.
Pantas bila Imam Al Husain as, ketika se-orang diri di hari Asyura dihadapan kaum fasik yang mengaku umat Muhammad, Datuknya "Adakah yang ingin menjadi penolongku ?!? Bukan pertolongan yang didapat namun serbuan keji di luar peri-kemanusiaan terhadap satu-satunya Ahlu Kisa yang tersisa sampai kepala terpisah dari tubuh yang sudah hancur terinjak puluhan kuda dengan ratusan anakpanah tertancap, tusukan tombak dan sayatan pedang. Innalilahi wa innailaihi rojiun...😭
Inilah maka kelak Syi'ah Ali dan Peziarah nun di sana dengan derai air mata duka memekikkan kalimat tanda setia dan siap mengorbankan segala yang dimiliki baik harta, tenaga termasuk jiwa dan raga.
"Labbaika Yaa Husain".
Dan sambil menepuk dada karena sesak menghimpit jiwa, umat yang sedikit ini terus berseru dengan suara lantang....
"Labbaika Yaa Husain...!!!
"Labbaika Yaa Husain...!!!
Arti CILUUK BA Versi Saya
Saya lebih suka memanggil dede Zain, cucu saya dgn nama Ali Yasin seperti arti dari ''ciluk ba'' yaitu "panggilah dengan" sbg perantara atau wasilah antara Umat dgn Tuhan Yg Maha Pengasih dan Maha Penyayang ( dalam kalimat Bismillah).
Ucapan Ciluk Ba yg sering ditujukan kpd balita sbg sapaan riang adalah berasal dari kata celuk (bhs Jawa) yg berarti panggil ( bhs Indonesia) dan ba adalah salah satu huruf Hijaiyah (bhs Arab) yg bila dikaitkan dgn kalimat Bismillah itu berarti "dengan" (kata Penghubung).
Siapa kah Ba yg dimaksud dlm kalimat thayyibah ini...?
Jawabnya tentu saja, Baginda Nabi Muhammad Saww sbg Utusan Allah yg menghubungkan Umat kpd RabbNya. Lalu mengapa saya menuliskan Ali di sini... ?
Jawabnya karena Ali As adalah Washi Rasul yg diamanatkan oleh Allah dan RasulNya utk menjaga kesucian Ajaran Langit nan Sempurna.
Amirul Mukminin Ali As berujar "Titik di bawah Ba adalah Aku.." Itu artinya Nabi Saww dan Ali adalah satu bagian yg tak terpisahkan.
Nabi Saww pun bersabda "Aku bagian dari Ali dan Ali bagian dariku "
Bila itu benar, arti Ciluk Ba seperti yg saya teliti selama ini, Subhanallah saya kagum dgn penemu kata/istilah "Ciluk Ba" yg pastinya sangat mencintai Rasul dan Keluarga Sucinya. Dan kata ini mengandung filosofi mendalam yaitu mengajak Umat utk menyebut nama-nama Suci yg Allah berikan kpd Insan PilihanNya.
Saya bisa saja salah dalam meneliti tapi entahlah saya sll berpikiran bahwa nenek moyang kami di Indonesia sudah berupaya se- cerdas dan se- apik mungkin utk tetap menyampaikan Ajaran Suci ini kpd Umat Muhammad yg kian hari kian jauh dari Pohon Agama...
❤Sholawat dan Salam kepada Baginda Nabi Muhammad dan Keluarga Sucinya.❤
Dan buat dede.... Ciluukk Baa....😍
Salam KOPI.
Jumat, 14 September 2018
Pergeseran Nilai Muharram
Adalah Indonesia, negeri yang mayoritas muslim terbesar di dunia namun paling miskin dalam hal ritual tentang Ahlu Bait Nabi. Ini terlihat hampir di setiap acara keagamaan atau ceramah tak ada suara keluar dari penceramah yaitu kalimat atau kata nama anggota Ahlu Bait Nabi, apalagi bercerita tentang kehidupan dan keutamaannya. Padahal Ahlu Bait Nabi as adalah Cahaya Penerang dan Ilmu Rasul.
Yang diingat ialah 1 Muharram itu saat Rasul Allah saww hijrah dijadikan Tahun Baru Islam ( Hijriah). Ini diaplikasikan dgn suka-cita.
Yang dilupakan di saat itu Rasul Allah saww, secara terencana ingin dibunuh oleh seluruh kaum Kafir Quraisy hingga turun ayat perintah hijrah dgn sembunyi-sembunyi sampai Sayyidina Ali as rela menjadi stuntman agar Rasul Allah saww lolos dari kepungan kaum durjana.
Bagaimana mungkin peristiwa besar yang begitu mencekam dan mendebarkan di hari itu dirayakan dengan suka-cita ?!?.
Di mana rasa cinta ini, ketika hari itu aku tertawa menyaksikan Rasul Allah saww dan Sang Washinya berusaha meloloskan diri dari kepungan maut yang mustahil bisa selamat secara teori manapun kecuali semua karena pertolongan Allah.
Yang diingat ialah 10 Muharram atau Asyurra itu Hari Raya Anak Yatim dan diaplikasikan dengan suka-cita.
Yang dilupakan yaitu sejarah Asyurra itu Hari Kesedihan Puteri-Puteri Al Husain yg menjadi Yatim begitu pula anak-anak para Syuhada Karbala.
Bagaimana mungkin Puteri-Puteri Rasul dan anak-anak itu merayakan hari di mana Imam sekaligus Ayahnya terbunuh secara keji ?!?.
Di mana empatiku, bila kulihat seorang anak kehilangan ayahnya lalu aku dengan wajah ceria mengucapkan "selamat yaa nak, engkau sudah yatim sekarang.... Oo yaa di mana ibumu, om mau ketemu nii... hehe...
Mari sederhanakan sebuah kecintaan di mana bila orang yang kita cintai sedang suka- hati maka kita pun turut bersuka-cita begitu pula sebaliknya, bila yang dicintai sedang berdukacita, kita ikut berduka atau bersedih.
Kopi Eddy.
Kamis, 13 September 2018
Keluargaku Laksana Bahtera Nuh.
Setiap Peringatan Assyura di sini, bagai Bahtera Nuh terguncang di lautan dongeng nan penuh buih, namun para penumpangnya tabah sampai kelak bisa bersandar di dermaga nan indah dan nyata....
Biarlah kalah dalam Kebenaran daripada menang dalam Kedzoliman dan itu lebih baik sabda Imam Ali As,... Dan Tidaklah bangga oleh banyaknya umatku di negeri ini karena mereka hanyalah buih di lautan... begitu Rasul Allah Saww menghibur Para Penumpang Bahtera Nuh...
Makna peringatan Asyura harus teruji dan harus bisa terukir dalam hati dan kehidupan Para Pencinta Al Husain as, Penegak Ali Babuha, Pintu Ayahandanya dalam Rumah Ilmu Rasul Allah, Datuknya Tercinta...
"Maka Setiap Hari adalah Assyura, dan Setiap Tempat adalah Karbala."
"Di mana kebenaran ditegakkan, di situ ada semangat Al Husain as meski harus menghadapi pedang-pedang durjana."
Al Husain as bertanya "Siapa yang akan menolongku. ?!?
Pekik Labbaika Yaa Husain...!!! adalah jawaban bagi umat yang mencintai Haq dan menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
Kumandangkan terus "Labbaika Yaa Husain" agar pemilik Bahtera Nuh senang dan ridha karena Kecintaan terhadap Keluarga Sucinya... dan bersholawat agar dosa- dosa berguguran terhapus melalui SyafaatNya melalui Kekasih- KekasihNya yaitu Rasul Allah Saww dan Ahlu Bait As.
Terakhir menangislah karena semua Malaikat dan Para Nabi, juga Jin dan Hewan menangisi Sembelihan yg Agung.
Bila menangis pun tak bisa, berpura- puralah seakan menangis, itupun menurut Para Imam Yabna Rasul Allah sudah membahagiakan Dewan Bahtera Nuh.
Beruntunglah yg berada di dalam Bahtera Nuh, karena takkan disesatkan oleh Nahkoda dan Para Mualim bahkan diberi kenikmatan tiada tara, tiada banding...
Hidup di negeri yang fana ini mau apa lagi...?!?
Ingin menjadi Kana'an yg bodoh dan keras kepala atw menjadi Kaum Pembenci dan Pengolok Nuh yg hancur menjadi buih- buih di Samudera Semesta ini...?!?
Kopi Eddy.
Langganan:
Postingan (Atom)