Senin, 15 Februari 2016
KUSEN "Pujian Pencinta Untuk Pengorbanan Agung Al Husein As."
Sobat KOPI, banyak istilah atau sebutan sebagai ungkapan cinta, yang kemudian berkembang menjadi sebuah kata baku, seperti kata KUSEN yang ingin saya bahas.
Kusen yang kita tau adalah sebuah benda dari kayu (umumnya) yang menjadi penyangga daun pintu di sebuah bangunan atau rumah.
Tapi tahukah sobat, bahwa nama KUSEN sebenarnya diambil atau berasal dari nama Al Husein, cucunda Rasul Allah Saww. Yang oleh masyarakat Indonesia terutama masyarakat Jawa, Al Husein menjadi Kusen karena dialek suatu daerah memang berbeda.
Sebagai umat Islam dan pencinta Ahlu Bait, umat muslim di Jawa mengabadikan nama KUSEN dengan atau sesuai riwayat. Mari kita coba telusuri ulasan saya, yang sebelumnya sudah di tulis di medsos akun fb saya.
Sebait syair monumental dari Sayyidina Al Husein As ketika menjelang syahid pada 10 Muharram 61 Hijriah di Karbala, Iraq. Yang kemudian di kenal dan diperingati dengan hari Assyuro oleh umat Muslim.
“Seandainya agama Datukku (Muhammad) tidak akan tegak kecuali dengan kematianku, maka wahai tombak dan pedang durjana... Kemarilah dan cabik-cabiklah tubuhku !”
Bait syair inilah yang barangkali oleh pengikut dan pencintanya di Jawa, menginspirasi sebuah nama dari rangkaian tiang berbahan kayu besar sebagai penyangga dan penguat Pintu utk menjadi satu kesatuan dari sebuah bangunan. Yaa bentuk penyangga itu diberi nama KUSEN.
KUSEN, begitu orang Jawa menyebut Sayyidina Al Husein As, telah rela berkorban menopang Sang Pintu Ilmu, yg tak lain adalah Ayahnya, Amirul Mukminin Sayyidina Ali bin Abi Thalib As. Dimana Datuknya Muhammad Saww. pernah bersabda "Aku adalah Kota Ilmu dan Ali Pintunya...."
Lalu bila hendak memasukinya, siapakah pemegang kunci dan yg membuka pintunya..?!? Tentu saja Ummu Abiha Sayyidatun Nisa Fathimah Az Zahra As. Siapapun yg ingin masuk harus melalui izinnya, sekalipun Malaikat tetap memberi salam dan menunggu izin utk masuk Al Baiti Al Jannati...
Begitulah sobat KOPI, sekilas asal mula nama KUSEN (penopang pintu), yang kini sudah menjadi bahasa baku.
Wallahualam....
Salam KOPI.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar