Jumat, 19 Agustus 2016

Railink Tawarkan Pilihan Transportasi Publik Kereta Api Bandara



Di usia yang sudah 71 tahun, Indonesia bangkit membenahi diri terutama membangun infrastruktur di setiap aspek atau bidang pembangunan fisik baik Gedung maupun Jalan guna memperlancar dan memudahkan program nasional seperti program pariwisata dan program pemerintah lainnya.

PT Railink adalah salah satu perusahaan transportasi publik yang ikut berperan dalam mengembangkan layanan transportasi modern dan terbaru dalam bentuk Kereta Api Bandara.

Kereta Api Bandara adalah Kereta Api yang diperuntukkan khusus untuk membawa penumpang dari dan ke Bandara. Kereta Api Bandara dikelola oleh PT Railink yang merupakan anak perusahaan dari PT Kereta Api Indonesia (Persero) dan PT Angkasa Pura II (Persero).

Kereta Api Bandara sudah beroperasi sejak Juli 2013 bersamaan dengan beroperasinya Bandara Internasional Kualanamu Medan, Sumatera Utara.


Saat ini PT Railink tengah membangun Airport Railways Stasiun (ARS) Bandara Soekarno- Hatta, Tangerang dan diperkirakan selesai Maret 2017 dan bisa beroperasi Semester 1 2017. Juga 4 City Railways Stasiun ( CRS) yaitu : Tangerang, Duri, Sudirman dan Manggarai.

Tahap pertama rencana PT Railink memakai 10 Trainset sarana baru tipe EMU ( Electrical Multiple Unit) yang dibeli dari Bombardier, Swedia.

Dalam silaturahim kami, blogger dari TDB dengan Pimpinan PT Railink yang dengan lengkap memaparkan detail proyek yang sudah dan tengah dikerjakan berikut angka- angka dan target yang ingin dicapai.

Kami sempat terkesima dengan pernyataan pak Heru Kuswanto, Dirut PT Railink  bahwa anggaran proyek raksasa ini murni dari kerjasama pihak swasta dan Bombardier dipercaya sebagai mitra anak perusahaan PT KAI dan PT Angkasa Pura II ini.

"Tak ada dana dari APBN maupun APBD dalam pelaksanaan proyek..." Lanjut pak Dirut yang terlihat tetap optimis melanjutkan kemandirian program Nawacita.

Selain pak Heru juga ikut memberikan penjelasan tehnik  padat adalah pak Purwanto Handry N, Direktur Tehnis dan Operasional. Salah satu penjelasan beliau yang kami tangkap adalah bahwa Indonesia sangat terlambat dalam hal transportasi publik, apalagi sistem pelayanan serba IT dan serba Online. Namun begitu pihak Kementerian Perhubungan sejak era pak Ignatius Jonan sudah mencanangkan Kereta Api Bandara harus ada sebagai Pilihan Transportasi Publik kepada masyarakat pengguna jasa transportasi udara.

"Sederhana saja, target kami hanya 10% dari jumlah penumpang bandara dan harga tiket kami patok berkisar antara Rp 100rb- 150rb saja " jelas Purwanto dengan membidik target jasa periklanan dan lahan stasiun sebagai laba income.


Sobat KOPI, sebenarnya masih banyak yang ingin dimuat sebagai bahan pengetahuan dan informasi kepada masyarakat luas, namun tulisan ini setidaknya membuka mata kita, bahwa PT Railink siap mengatasi 'ketertinggalan transportasi publik' yang sempat disinggung di atas. Kami berharap PT Railink terus update agar masyarakat tau perkembangan selanjutnya dan kami blogger TDB pun tak sungkan melanjutkan berita baik ini kepada masyarakat luas.


Salam KOPI.

2 komentar:

  1. Semoga realisasinya lancar. Pasti akan membantu masyarakat beralih ke mass tranportation ketimbang kendaraan pribadinya.

    BalasHapus
  2. Amin.

    Minimal ada pilihan bagi masyarakat dan bisa mengurangi kemacetan...

    BalasHapus